Perenderan adalah
proses menghasilkan citra dari sebuah model 2 dimensi atau model 3 dimensi,
melalui program komputer.
Beberapa model dapat diletakkan dalam berkas adegan yang berisi objek-objek
dalam sebuah bahasa pemrograman atau struktur data. Berkas adegan tersebut
terdiri atas geometri, sudut pandang, tekstur, pencahayaan, dan informasi
bayangan yang menggambarkan lingkungan virtual. Data di dalam
berkas adegan tersebut kemudian diteruskan ke program perenderan untuk diproses
sehingga menghasilkan citra digital.
Walaupun perincian teknis dalam metode perenderan
bervariasi, tantangan umumnya dalam memproduksi sebuah gambar
dua dimensi dari gambar
tiga dimensi disimpan dalam sebuah berkas adegan yang sudah
menjadi kerangka sebagai alur grafik sepanjang sebuah peralatan perenderan,
seperti unit pemroses
grafis (GPU). Teknologi ini adalah peralatan yang dibangun
dengan tujuan mempermudah unit pemroses
sentral (CPU) dalam menunjukkan kalkulasi yang kompleks. Jika
sebuah adegan harus terlihat relatif nyata dan terprediksi di bawah cahaya
virtual, perangkat lunak perenderannya harus memecahkan persamaan perenderan.
Persamaan perenderan tidak menghitung semua fenomena pencahayaan, tetapi hanya
model pencahayaan umum untuk gambar komputer yang dikembangkan. Perenderan juga
digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perhitungan efek-efek dalam sebuah
berkas edit video. Perenderan juga digunakan untuk mendeskripsikan proses dari
efek-efek kalkulasi dalam sebuah berkas edit video untuk memproduksi video
keluaran akhir. Perenderan dapat juga diartikan sebagai penyempurnaan gambar.
Citra (Bahasa
Inggris: image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk
menciptakan suatu imitasi dari suatu objek–biasanya objek fisik atau
manusia. Citra bisa
berwujud gambar (picture) dua dimensi, seperti lukisan, foto, dan berwujud tiga
dimensi, seperti patung.
Citra
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak karena berhubungan dengan keyakinan,
ide dan kesan yang di peroleh dari suatu object tertentu baik dirasakan secara
langsung, melalui panca indra maupun mendapatkan informasi dari suatu sumber.
Seperti yang dijelaskan oleh Roesady, citra adalah seperangkat keyakinan, ide,
dan kesan seseorang terhadap suatu object tertentu. (Ruslan, 2010: 80)
Citra dapat berupa tanggapan positif yang berbentuk
dukungan, ikut serta, peran aktif serta tindakan positif lainnya dan tanggapan
negatif yang berbentuk penolakan, permusuhan, kebencian atau bentuk negatif
lainnya. Citra sendiri akan melekat pada setiap diri individu maupun instansi,
tanggapan positif maupun negatif tergantung pada proses pembentukannnya dan
pemaknaan dari objek sasaran pembentukan citra. Serta, semua orang memiliki hak
untuk memaknai citra personal maupun instansi.
citra adalah kegiatan mengkaji foto udara atau citra
yang bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek
tersebut. Dengan melakukan interpretasi citra, penafsir dapat lebih mudah dalam
menganalisis karena telah mengenal kenampakan objek yang tergambar.
Mengutip buku Memahami Geografi SMA/MA untuk
Kelas XII oleh Bagja Waluya (2009), pada dasarnya, interpretasi citra
terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu perekaman data citra dan penggunaan
datanya untuk tujuan tertentu.
Perekaman data citra berupa pengenalan objek dan
unsur yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel,
grafik, dan peta tematik.
1. Deteksi
Tahapan deteksi adalah kegiatan pengamatan suatu
objek dalam hasil rekaman citra. Di tahap inilah ditentukan ada atau tidaknya
suatu objek. Misalnya, di dalam sungai terdapat objek bukan air.
2. Identifikasi
Tahapan ini dilakukan untuk mengenali objek yang
tergambar pada citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam
oleh sensor menggunakan alat stereoskop. Contohnya, berdasarkan bentuk, ukuran,
dan letaknya, objek bukan air yang terdapat pada sungai terdeteksi sebagai
gosong sungai.
3. Analisis
Tahap analisis ini memiliki kaitan dengan proses
keterangan lebih lanjut. Misalnya, pengumpulan keterangan dilakukan dengan
mengamati kenampakan objek secara lebih detail. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa gosong sungai yang telah dideteksi dimanfaatkan untuk menanam
padi.
Ada delapan unsur
citra yang perlu dikenali sebelum menyimpulkan jenis objek yang terekam dalam
citra satelit. Tujuannya agar penafsir tidak salah mengambil kesimpulan terkait
dengan gambar objek dalam citra.
1. Rona atau Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek
pada citra. Sedangkan, warna merupakan wujud yang terlihat atau tampak oleh
mata dengan spektrum yang sempit. Melalui warna, penafsir dapat memperkirakan
jenis objek yang tergambar dalam citra satelit.
2. Ukuran
Meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan,
dan volume objek. Ukuran berfungsi untuk membantu memisahkan objek-objek
tertentu yang sulit dipisahkan jika hanya menggunakan warna ataupun bentuknya.
3. Bentuk
Unsur ini memiliki kaitan yang erat dengan ciri
keuangan, konfigurasi, dan batas sebuah objek. Sebagai contoh, dengan melihat
bentuk objek yang terekam pada citra, penafsir bisa membedakan antara sungai
dan jalan. Di mana objek sungai biasanya berbentuk kecil, memanjang, dan
berkelok. Sedangkan, jalan memiliki bentuk yang memanjang dan lurus.
ADVERTISEMENT
4. Tekstur
Tekstur dapat diartikan sebagai frekuensi perubahan
warna pada sekelompok objek yang dianalisis. Tekstur biasanya dikelompokkan
menjadi kasar dan halus. Contohnya, tekstur pada area perkebunan biasanya lebih
kasar dibandingkan tekstur area persawahan.
5. Pola
Pola merupakan ciri yang menandai objek buatan
manusia atau alami. Pola dapat digambarkan sebagai tingkat keteraturan suatu
objek. Misalnya, objek bangunan di area perumahan biasanya memiliki pola
teratur karena mempunyai ukuran, bentuk, dan tata letak yang sama.
6. Bayangan
Biasanya, timbulnya bayangan disebabkan oleh sudut
datang sinar matahari atau akibat topografi dan lereng. Pada citra resolusi
tinggi, bayangan sangat membantu untuk menegaskan objek. Namun, pada citra
resolusi menengah dan rendah, bayangan justru mengganggu proses interpretasi.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain
di sekitarnya. Contohnya, hutan bakau ditandai dengan rona gelap dan berada di
kawasan tepi pantai.
8. Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara objek yang
satu dengan lainnya. Karena ada keterkaitan, pengenalan suatu objek pada citra
sering dijadikan petunjuk untuk mengenali objek lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar